oleh

RSUD Kolonodale Buat Gebrakan Besar Saat Dipimpin Dokter Sherly Pede

-BERITA, DAERAH-5 Dilihat

MORUT- Senin, 2 Juni 2025 sekitar pukul 07.00 Wita, Tim Kamar Operasi RSUD Kolonodale mengawali pagi dengan melakukan tindakan operasi besar terhadap salah satu pasien dengan diagnosa Tumor Adneksa.

Tindakan operasi kali ini memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Selain ukuran tumor yang sangat besar dan letaknya yang mengalami perlengketan, faktor lain juga ikut memperberat kondisi pasien, yaitu penyakit kronis penyerta di antaranya Hipertensi dan Penyakit Jantung Kronik.

Hal ini menjadi tantangan luar biasa bagi seluruh tim medis dan paramedis di Kamar Operasi. Namun berkat kolaborasi seluruh tim yang memiliki skill dan keilmuan yang mumpuni serta dukungan sarana dan prasarana yang lengkap, operasi pengangkatan tumor berukuran 65 cm x 45 cm x 55 cm dengan berat sekitar 13 kilogram berhasil dilakukan dengan durasi operasi sekitar tiga jam.

“Operasi ini sejarah pertama bagi RSUD Kolonodale, berhasil mengangkat tumor di area yang sangat sulit dengan ukuran yang sangat besar dan berat 13 kilogram. Kolaborasi luar biasa dari Tim operator dr. Dewa Budagama, Sp.OG, dr. Andi Tri Sutrisno, Sp.B, dan Anestesi dr. Agung Suryadi, Sp.An, serta seluruh tim kamar operasi RSUD Kolonodale, membuktikan kemampuan mereka dalam menangani kasus dengan tingkat kesulitan sangat tinggi.

Hal ini juga tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan prasarana di RSUD Kolonodale. Sekarang semakin banyak kasus yang dulunya tidak mampu dikerjakan di RSUD Kolonodale, kini sudah bisa tuntas dan pasien tidak perlu dirujuk,” ucap Direktur RSUD Kolonodale, dr. Sherly Pede, M.Kes.

Sementara itu, dr. Dewa Budagama, Sp.OG, menjelaskan tantangan besar yang dihadapi tim operasi.

“Operasi ini sangat sulit, ukuran tumor sangat besar, dan tumor telah mengalami perlengketan sehingga saya dan dr. Andi Tri Sutrisno, Sp.B cukup kesulitan mengangkat tumor tersebut. Ini pertama kali dalam sejarah dilakukan di kamar operasi RSUD Kolonodale. Dulu pasien seperti ini harus dirujuk ke Palu atau Makassar, sekarang tidak perlu lagi. Kami berhasil melakukan operasi besar ini tentu saja karena dukungan semua pihak, termasuk manajemen RS yang selalu melengkapi kami dengan alat penunjang yang memadai di kamar operasi,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh dr. Agung Suryadi, Sp.An, yang bertugas sebagai dokter anestesi.

“Operasi ini tantangannya sangat berat bagi saya, karena harus sangat hati-hati menentukan jenis obat bius yang akan saya berikan kepada pasien, mengingat pasien disertai penyakit jantung dan hipertensi. Ketersediaan obat-obat anestesi yang dimiliki RS dan alat-alat anestesi yang canggih di kamar operasi RSUD Kolonodale sangat membantu keberhasilan tindakan anestesi selama operasi. Bahkan kami dapat mempertahankan kondisi pasien tetap stabil setelah tindakan operasi,” ujarnya.

Keberhasilan ini menjadi bukti nyata peningkatan kemampuan dan pelayanan RSUD Kolonodale.

“Terima kasih atas kepercayaan masyarakat Morowali Utara kepada kami. Kami terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan kualitas pelayanan dan pengembangan layanan di RSUD Kolonodale,” tutup dr. Sherly Pede, M.Kes.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *