Hendly Mangkali: Ceritanya Membangun Media Lokal, Karna Cinta Tanah Lahirnya

oleh -413 Dilihat
oleh

Morowali Utara – Di tengah gemerlap media nasional dan derasnya arus digital, Hendly Mangkali menapaki jalan yang berbeda dan sunyi, penuh tantangan, tapi penuh makna. Ia bukan nama yang tiap hari tampil di layar kaca atau headline nasional, tapi di Morowali Utara, suara Hendly adalah gema yang menyuarakan denyut kehidupan masyarakat lokal.

Lahir dan besar di tanah Morut, kemudiaan mengikuti orang tuanya yang memilih menetap di Toili Luwuk Banggai, dan kini berdomisili di Palu, sementara rumahnya di Petasia Barat kosong, Hendly yang lahir dari didikan seorang guru SD ini harus bolak balik Palu-Morut.

Hendly memilih jalan yang tak biasa: membangun media sendiri dan membawa nama daerahnya semakin dikenal luas. Saat banyak rekan seprofesi berbondong-bondong mencari peruntungan di kota besar, Hendly justru mematri tekad untuk membangun ruang informasi dari akar rumput. Tahun 2020, langkah besarnya dimulai dengan mendirikan Beritamorut.com. Tak punya dana besar, ia menggadaikan BPKB motornya demi membeli domain dan hosting. Berbekal semangat dan bantuan dua seniornya, Rony Sandi dan Dhany, media itu lahir bukan hanya sebagai kanal berita, tapi juga bentuk cinta pada daerah.

“Banyak yang menyarankan ganti nama medianya jadi lebih umum, biar bisa menjangkau lebih luas. Tapi saya tetap ingin ini jadi media Morut. Identitas itu penting,” ujar Hendly.

Kisahnya bukan tanpa rintangan. Di tengah perjalanan membangun media, ia juga harus menghadapi tekanan, termasuk urusan hukum yang menyorot dirinya. Namun di balik semua itu, Hendly tetap menulis, tetap menyuarakan. Ia bahkan membuat media baru dan memberikannya kepada sahabat-sahabatnya, bukan untuk mencari untung, tapi sebagai wujud semangat berbagi dan mendorong ekosistem informasi lokal tumbuh.

Orang pertama yang percaya pada tulisannya adalah Pak Yaristan. Dukungan itu menjadi titik balik yang menguatkan keyakinannya. Kini, Berita Morut sudah berusia lima tahun lebih. Hendly menyebutnya sebagai perjalanan kolektif, bukan keberhasilan pribadi.

Bagi Hendly, jurnalisme bukan sekedar pekerjaan, ia adalah perlawanan terhadap senyapnya daerah dalam peta pemberitaan nasional. Ia meyakini bahwa media lokal adalah penjaga marwah daerah, penguat identitas, dan penyalur aspirasi rakyat kecil yang sering kali tak terdengar.

Dalam era di mana kecepatan sering mengalahkan kebenaran, Hendly tetap memegang teguh prinsip: menulis yang benar, untuk mereka yang terpinggirkan. Dari Morowali Utara, ia membuktikan bahwa suara lokal bisa bergema luas, asal disampaikan dengan hati dan keberanian.

No More Posts Available.

No more pages to load.