Jeritan Nelayan Tokonanaka Kandas di Lemahnya Etika Koordinasi Antar Lembaga

oleh -149 Dilihat
oleh

MOROWALI UTARA – Persoalan kompensasi nelayan Tokonanaka akibat aktivitas kapal tongkang di Teluk Tomori nyaris menemui titik terang lewat jalur DPRD Morowali Utara. Namun, mediasi sepihak yang digelar Pemerintah Daerah (Pemda) Morut melalui Sekda justru membuat masalah kian berlarut-larut dan menyingkap lemahnya etika koordinasi antar lembaga.

Masyarakat pesisir Tokonanaka telah bertahun-tahun menuntut ganti rugi dari 13 perusahaan pemilik jetty yang melintasi Teluk Tomori. Aspirasi ini sempat difasilitasi melalui dua kali Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Morut, termasuk pada 10 April 2025, yang bahkan tinggal menyepakati angka kompensasi bulanan.

Namun, proses itu tiba-tiba tersendat setelah Sekda Morut mengundang pertemuan terpisah bersama Kades Tokonanaka tanpa kehadiran pihak perusahaan maupun DPRD. Dalam forum tersebut, Sekda bahkan menelpon perusahaan di hadapan warga dan disebut-sebut lahir kesepakatan kompensasi sebesar Rp500 ribu per bulan yang akan dibayarkan.

Kesepakatan ini bukan saja tidak terealisasi, tetapi juga menimbulkan ketersinggungan di kalangan wakil rakyat. DPRD yang tengah memfasilitasi RDP merasa dilewati oleh Pemda.

“Sementara kita mediasi, Kades Tokonanaka pigi sama Sekda. Kalau begitu kami anggap sudah diurus sama Pemda, tidak kami lanjutkan,” ujar salah satu anggota DPRD Morut dengan nada kecewa.

Akibat langkah tumpang tindih itu, penyelesaian melalui jalur formal DPRD terhenti. Padahal, DPRD adalah lembaga resmi yang memiliki kewenangan mengawasi perusahaan sekaligus mengawal aspirasi masyarakat.

Minimnya komunikasi dan lemahnya etika antar lembaga ini membuat kepercayaan publik semakin terkikis. Alih-alih menghadirkan solusi, Pemda dan DPRD justru tampak tidak solid dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Kini, nelayan Tokonanaka bersama Kades Asrar Sondeng memilih turun ke jalan. Sekitar 150 orang berencana menggelar aksi demonstrasi di lokasi jetty pada Senin, 8 September 2025.

“Masyarakat sudah menyampaikan tadi akan turun 150 orang demo di Jety hari Senin nanti,” tegas Kades Tokonanaka.

Berlarut-larutnya persoalan ini menjadi bukti rapuhnya tata kelola komunikasi pemerintahan di Morut. Ketika etika antar lembaga diabaikan, rakyatlah yang akhirnya menjadi korban. Teluk Tomori terus dilintasi kapal tongkang, sementara jeritan nelayan Tokonanaka tetap dibiarkan tanpa kepastian ganti rugi.

No More Posts Available.

No more pages to load.