oleh

Dugaan Pemotongan Dana Kapitasi di Puskesmas Beteleme

-BERITA, DAERAH-98 Dilihat

Morowali Utara — Kejaksaan Negeri (Kejari) Morowali Utara diminta untuk memeriksa Kepala Puskesmas (Kapus) Beteleme, Ani Mariani, terkait dugaan pemotongan dana kapitasi dan pungutan terhadap pegawai.

Seorang pegawai Puskesmas Beteleme bernama Nening meluapkan kekesalannya karena merasa pihak Puskesmas tidak menghargai pegawai. Menurutnya, hal ini berawal dari rapat internal pada bulan September lalu, yang membahas persiapan kegiatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang akan digelar pada November mendatang.

Dalam rapat tersebut, setiap pegawai diminta memberikan kontribusi dengan istilah “keikhlasan”. Namun, belakangan diketahui bahwa uang tersebut ternyata dipotong langsung dari dana kapitasi sebesar Rp50.000 per orang.

“Itu keputusan di rapat bulan sembilan. Keputusannya kami diminta kumpul sesuai keikhlasan, tetapi terakhir dipotong Rp50 ribu. Saya bukan keberatan soal nominalnya, tetapi yang namanya keikhlasan itu tidak ditentukan nilainya,” ujar Nening.

Ia juga menambahkan bahwa setelah dirinya menyampaikan keberatan, muncul pernyataan dari salah satu pejabat Puskesmas, yang menurutnya justru membuatnya tersinggung.

“Setelah saya keberatan, kemudian ada bahasanya KTU, ‘nanti ambil kembali besok uangnya ya, Bu Nening’. Bahasa ini yang disampaikan di grup membuat saya tersinggung,” katanya.

Selain dugaan pemotongan dana untuk kegiatan HKN, adanya pungutan rutin sebesar Rp30.000 setiap bulan kepada pegawai, yang disebut-sebut sebagai biaya pengurusan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).

Hal tersebut seharusnya menjadi tanggung jawab pihak Puskesmas, bukan dibebankan kepada pegawai. Ironisnya, TPP yang hingga kini belum diterima oleh pegawai justru sudah lebih dulu dipotong dari dana kapitasi. Bahkan seharusnya Puskesmas membayar dana kapitasi lewat transfer, namun Puskesmas Beteleme masih manual, Kapus berjanji bulan depan via transfer.

Ketika dikonfirmasi oleh media ini melalui pesan WhatsApp, Kepala Puskesmas Beteleme Ani Mariani membantah adanya pemotongan.

“Pagi juga Pak Henly. Maaf pak, tidak ada pemotongan apa-apa pak. Boleh cek sama teman-teman,” tulisnya dalam pesan singkat.

Namun ketika ditanya apakah pernyataan pegawai bernama Nening tersebut berarti berbohong, Kapus Beteleme enggan menjawab tegas.

“Terserah bapaklah artikan apa,” tulis Ani Mariani singkat.

Sementara itu, salah satu pegawai Puskesmas Beteleme lainnya berharap agar Kejaksaan Negeri Morowali Utara turun tangan memeriksa dugaan pemotongan dan pungutan tersebut, demi memastikan transparansi dan keadilan bagi seluruh pegawai.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *